Wednesday, August 10, 2011

saat

hari di ujung pagi
ku coba merapal semua kenangan kita
tentang hari-hari yang kita lewati bersama
saat kita berbagi tawa
saat kita berbagi cerita
saat kita berbagi kesedihan
saat kita berbagi kisah
dan aku merindukan saat-saat itu.

Lepes

lepes
panggilan itu tak terdengar lagi
sejak luka tertoreh di luar inginku
kau marah dan aku mengerti
aku mengecewakanmu
maafin aku, membuatmu berharap.

Melangkah

kau melangkah pergi
sudah saatnya kah??
kau terluka oleh jawabku
tapi bagaimana dengan aku di sini?
jauh di dalam hati
aku ingin kau tetap tinggal
tapi aku tak bisa menahan langkahmu
jika kau anggap harus
melangkahlah, raih inginmu
smoga kau bahagia.






Sunday, April 08, 2007

Saat ku Tau








Aku tak bisa mengargumentasikan rasaku
saat ku tau semua tlah terlambat
ku tak bisa berbalik seolah kau tak ada
tapi ku juga tak bisa menikmati indahnya rasa
aku tak berdaya, aku lemah...
dan aku ingin pergi dari semua
biar... biar saja semua menggantung
tanpa awal dan akhir yang pasti
karna sebenarnya smua adalah semu

Wednesday, March 14, 2007

Anak Kecilpun Resah




Apa yang terjadi di negara kita bener² memperhatinkan, bencana alam terjadi di mana-mana dan kecelakaan juga sering terjadi.

Ternyata bukan kita saja yang sudah dewasa merasa resah, anak kecilpun ikut resah.

Hari minggu kemarin seperti biasa aku telpon ortu yang ada di Mojokerto, beberapa saat aku sempat ngobrol dengan ponakanku yang sudah berusia 5 taon, dengan nada resah dia bercerita tentang semua hal yang terjadi di Indonesia, seperti pembawa berita ponakanku menceritakan dari A sampe Z mulai dari gempa bumi, kapal tenggelam, adam air yang hilang kemudian di susul adam air yang kata ponakanku bannya rusak di Juanda sampai Garuda yang terbakar kemudian di susul dengan gempa lagi di NTT.

Aku yang denger lalu manggut-manggut aja sambil berkata adek pinter bener, suka liat berita ya??? "hooh" jawab dia singkat.

Ketika telpon ku berikan pada suami ponakanku masih ngoceh menceritakan hal yang sama pada suami, kemudian iseng suami tanya ke ponakanku "Adek masih mau nich ke rumah mas Marcel di Belanda??" dengan polos ponakanku ngejawab "Enggak jadi deh enakan di rumah aman, abisnya pesawat sekarang banyak jatuh" trus Adek masih mau jadi pilot?? tanya suamiku lagi "enggak mau, lihat aja nanti gede aku jadi apa mungkin dokter" ???? lho kok jadi berubah haluan gitu batinku dalan hati.... tapi suamiku malah ketawa denger jawaban polos dari ponakan.

di seberang sana aku denger ponakanku bilang sesuatu ke Ibu "mama...mama... lebih baik kita ga usah beli peswat ya tapi beli mobil aja enak ga jatuh"

Sedih deh mikirin bangsa kita yang makin ga karu-karuan.

Tuesday, February 27, 2007

Sudah



Hujan masih saja belum redah. dingin mulai terasa menggigit, tak ada bau cemara atau tanah yang tercium oleh karena curah hujan. Aku masih duduk menunggu dari beberapa jam yang lalu tapi yang aku tunggu tak juga datang. apakan ery lupa janjinya?

Ku coba bernyanyi kecil untuk mengusir rasa jenuh yang mulai mengusikku, sampai tak terasa hari mulai gelap dan ku lihat di luar sana hanya turun gerimis, akhirnya aku memilih meninggalkan tempat yang ia katakan agar aku menunggunya, ku terobos gerimis dan pekatnya malam, biar saja basah menambah dingin yang menggigit, aku tak bisa menunggunya lagi, untukku sudah terlalu lama waktuku terbuang untuk menunggu seorang ERY.

"kamu knapa ra, kok kusut gitu wajahmu? ery mana kok gak keliatan?"tanya teman sekosku beruntun begitu aku memasuki kamar yang berukuran lumayan gede buat aku dan dewi sahabatku.

"ery dew? ery pergi ke neraka" kataku sinis sambil menyambar handuk yang tergantung di pintu lalu bergegas masuk kamar mandi sebelum dewi bertanya lebih banyak lagi.

Malam telah larut. mataku tak juga terpejam, ku lihat dewi sahabatku telah tertidur pulas. ahhhh... andai saja aku bisa seperti dia yang begitu easy melupakan dan memaafkan laki-laki.

"raraaaa... bangun dah pagi non" teriak dewi di kupingku segera saja ku pukulkan bantal ke kepalanya "apa seh dew... pagi-pagi udah kayak tarzan aja.. norak ah" kataku cemberut sambil narik selimut lebih rapat.

"eh ra rara... kangmasmu udah dari tadi tunggu kamu di teras" bisik dewi kemudian.
"apa dew? ery di teras?"
"iya ery udah dari tadi, duh romantisnya pacar masih tidur udah di apelin kekeke..."
"yeeee.. romantis kok tega biarin ceweknya nunggu sampe berjam-jam" eyelku yang di sambut dengan cengiran dewi.

"dew bilangin donk ke ery, aku gosok gigi dulu ya, pleasee!!!"
"siap bozzzzz" sahut dewi mengiyakan permintaanku.

Aku tersenyum melihat tingkah dewi, di perantauan ini aku hanya punya dia dan sebagai sahabat dia sangat mengerti aku. kami berdua sudah seperti saudara.

"ada apa er? kok pagi-pagi udah datang?" tanyaku to the point
"pagi rara, ak datang mau minta maaf karena biarkan kamu menunggu sampai lama"
"udah gak usah di bahas, aku malas ngebahas itu pusing" kataku acuh tanpa mau mendengar alasannya kenapa ia tak datang semalam.

"tapi ra...."
"udalah ry anggap aja udah lewat, aku capek, lagian ini bukan yang pertama kalinya kau biarkan aku menunggu" potongku cepat sebelum dia berbicara panjang lebar.

Tiba-tiba dadaku merasa sesak, mau melanjutkan perkataanku, aku tak sanggup lagi. ku lihat ery menatapku dengan tatapan yang menuntut kejelasan. tapi mulutku masih terkunci, tak satu katapun yang mampu aku katakan.

"ra, telefoon buat kamu" suara dewi memecah keheningan yang ada antara aku dan ery.

"sebentar ya ry" kataku lirih ke ery yang masih terdiam, dia hanya menggangguk kecil.

20 menit kemudian aku kembali duduk di dekat ery. "telefoon dari siapa ra?" tanyanya ketika aku baru saja duduk.

"dari Han ry" jawabku tertunduk.
"Ia mencintaimu ra, perhatiannya besar banget ke kamu dan seharusnya aku gak ada di sini saat ini untuk mengganggumu" ery menggigit bibirnya setelah mengucapkan kalimatnya.

Aku terdiam. aku tau ini salahku yang telah membiarkan rasaku ke ery tumbuh di hatiku dan memberikan ery sebuah harap sedang aku telah memiliki Han yang tinggal di lain kota. tidak hanya aku yang terluka karna keegoisanku tapi ery juga bahkan mungkin juga Han kalau Han tau kekasihnya tlah tak setia.

ku raih kedua tangan ery dan menariknya ke pangkuanku. "ry, maafkan aku ya"
"ra, seharusnya aku yang minta maaf tlah mengajakmu untuk tak setia, aku hanya terlalu mengikuti kata hatiku untuk mencintaimu, aku terlalu menginginkanmu padahal dari awal aku tau, kau tlah memiliki seseorang di hatimu"

sejenak ery diam, kemudian meneguk minuman yang di siapkan oleh dewi tadi.

"ra, sebeneranya setiap kali aku tak bisa datang pada setiap pertemuan kita bukan karena aku sibuk tapi karena aku ingin sekali mencoba melawan keinginanku untuk menemuimu meskipun aku sangat tersiksa. aku tau kau pasti kecewa dan akan membenciku dan dengan begitu kau akan mencoba melupakanku"

"kamu salah ry, semakin aku membencimu aku semakin tak bisa melupakanmu, jujur aku tlah mencobanya tapi ternyata aku gak bisa"

"sama ra, kamu masih ingat waktu kita ucapkan perpisahan pertama kalinya? waktu itu adalah hal yang tersulit untukku ra"

airmataku meleleh di pipi tanpa isak tangis, ku lihat kedua mata ery juga merah dan berkaca tapi tak ada setetes airmatapun yang terjatuh. ku peluk tubuh ery erat tanpa perdulikan pandangan orang lain termasuk dewi sahabatku. "aku bingung ry" ucapku lirih.

ku rasakan ery mempererat pelukannya, dia mendekapku seperti enggan melepas dan takut kehilanganku tapi di sisi lain aku merasa pelukan erat itu adalah pelukan terakhir yang bakal aku terima. perlahan ery merenggangkan pelukannya dan memegang pundakku, lirih dia berkata, "ra, aku tau kamu mampu ngelupain aku demi Han ra, please hapus aku dari hatimu"

"ry...."
"psttt.... jangan ra, jangan katakan kalau itu susah karena kau mencintaiku, aku tau cintamu padaku dan akupun juga mencintaimu tapi Han ra, Han datang lebih dulu"

entah kenapa aku merasa mual dengar kata-kata ery, ingin sekali aku pergi meninggalkannya saat itu juga tapi sentuhan bibirnya tak bisa ku tolak, yang ada aku hanyut di dalamnya sampai ery mengakhiri ciumannya.
ery masih sempat memainkan rambut-rambut kecil di keningku sebelum memberikan bingkisan kecil padaku.

"ra, bingkisan ini gak sebanding dengan cintaku padamu, tapi aku harap kau tak pernah lupakanku meskipun kita tak pernah saling memiliki, satu yang harus kau tau ra, saat nanti aku pergi meninggalkan tempat ini, hatiku tlah ku tinggalkan bersamamu"

Saat itu juga aku tak bisa membendung tangisku, kali ini ku dengar isak tangis yang tak hanya dariku tapi juga dari ery, benar-benar pagi yang biru.

"sudahlah ry, mulai skarang aku coba jalani hidp tanpa kamu, meskipun aku gak tau pasti apa aku bisa menghalau sepi yang akan hadir nanti tanpa kamu, trima kasih untuk bingkisan cantik ini, aku pasti menyimpannya seperti aku menyimpan hatimu yang kau tinggalkan untukku"

"oke ra, aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik semoga kamu bahagia bersama Han"
"kamu juga ry jaga diri kamu baik-baik dan aku harap kamu bisa menemukan rara yang lain, yang jauh lebih baik dariku"

Ery mengecup keningku sebelum akhirnya melangkahkan kakinya pergi tinggalkanku, langkahnya gontai dan kepalanya tertunduk seperti serdadu kalah perang, aku mulai melangkah memasuki kamar saat tak lagi ku lihat bayangan ery.

"gimana ra? kalian jadi pisah?" tanya dewi langsung kemudian langsung merangkulku, seketika itu juga tumpah tangisku di pundaknya.

"jadi dew, dan aku akan menerima tawaran Han untuk menuyusulnya lalu menikah dengannya di sana"
"kamu yakin ra sama keputusanmu?"
"yakin banget dew, lagian aku dan Han sudah setahun setengah tunangan jadi tunggu apa lagi"
"ya sudah kalau memang itu keputusanmu, tapi aku harap kamu tidak memutuskan karena kamu terbawa emosi ra"
"thanks dew buat semuanya, mulai besok aku akan berkemas"

Dua hari kemudian saat aku menunggu taxi yang akan membawaku ke bandara, dewi masih saja memelukku. "ra ingat ya telfoon aku sesampainya kamu di rumah Han" rengeknya seperti anak kecil yang akan di tinggal mamanya pergi, kadang aku merasa geli tapi aku senang akan kehadirannya.
"Dew, taxinya udah datang, aku pergi dulu ya, jaga diri kamu baik-baik. begitu aku sampai sana aku pasti telfoon kamu" kataku sambil melepaskan pelukan dari dewi.

Ternyata susah juga meninggalkan makluk yang super cerewet tapi baik itu, apalagi meninggalkan kota kecil yang penuh kenangan bersama ery.
di dalam taxi aku sempat meneteskan air mata tanpa sepengetahuan pak sopir, lagunya nidji yang terdengar dari radio di taxi sempat menyobek hatiku, ini lagu cocok banget buat aku dan ery "sudah"

Salahkah aku
Mencintaimu
Memilikimu
Menyayangimu

Jangan paksakan kita untuk
Slalu bersama
Jangan paksakan kita untuk
Slalu mencinta

Salahkah aku
Mencintaimu
Memilikimu
Menyayangimu

Bila kita harus berpisah, sudah
Biarkan ini semua berakhir, sudah
Cinta memang tak harus milikki

bye kota kecil, bye ery, bye kenangan indah, sudah biar saja semua berakhir khan ku tapaki kehidupan baruku, cinta memang tak harus memiliki tapi kenangan ini akan selalu hidup di hatiku.

kristin, 13 okt 06


PS : neh crita fiksi.... cmn hasel iseng doang :)

Wednesday, February 21, 2007

Akhirnya





Akhirnya aku bisa ngisi blog lagi, stelah beberapa lama sibuk ma miswa yang sedang libur. Enggak enak juga kalo miswa mesti balik kerja soale pagi² ku mesti udah bangun nyiapin smua keperluannya untuk kerja.

Akhirnya Valentine maren jalan dengan mulus sesuai rencana, ada kejadian yang mbikin aku slalu senyum² kalo ngingat kejadian itu. Di bioscoop tempat aku dan miswa nonton pilem, setiap pasangan yang mengambil paket Valentine di haruskan saling berciuman saat ngambil tiket pilem yang udah di pesan, s'bagai bukti bahwa mereka adalah benar² pasangan. Ketika pulang semua dapet souvenir sebuah balon berbentuk hati.

Akhirnya id YM ku yang lama udah bisa di pakek lagi, dan langsung ganti password biar ga di krack lagi.

Tuesday, February 13, 2007

Happy Valentine's Day



Aku tak pernah memandang satu beda kita

untukku semua umat adalah sama

tak perduli kau berkulit hitam, putih, merah ato kuning

tak perduli juga kau berasal dari ras apa

penting aku sayang kamu prends

sayang yang tulus dari hatiku

bukan hari ini saja tapi selalu

namun di hari valentine ini ingin ku tunjukan

cintaku tak pernah memandang beda

sayangku tak pernah pilih kasih

karena aku menyayangi kalian semua

Happy Valentine's day prends

Monday, February 12, 2007

Good Bye my YM id


Hari sabtu maren sempat sebellllllll banget, soale id YM yang udah aku pakek selama 6 taon ga bisa di pakek lagi mana tuh id banyak kenangan dan banyak email² sewaktu aku ma hubby dari awal temanan sampe pacaran.
Awalnya seh aku masih bisa pakek dan login seperti biasa, berhubung udah janjian ma ortu mo onlen bareng, jadi mulai pagi jam sembilan (waktu NL) aku udah nyalain tuh id. Sampe 2 jam nunggu, ternyata ortu ngebatalin janji katanya warnetnya terlalu rame dan full ma anak² muda (wadoh).
Hubby yang ngeliat aku agak kecewa kemudian ngajakin shoping dan sebelum berangkat aku lupa loguit dan matiin PC nah begitu aku datang dari shoping langsung aku duduk di depan PC, heran plus kaget soale idku ketendang gitu aja dan ada tulisan kalo idku login di PC yg laen ????? trus nyoba² login sampe malam juga ga bisa akhirnya panik dan mutusin mbikin id baru meski berat pisah ama id yang lama tapi akhirnya aku relain juga.
Buwat temen² yang kebetulan id YMnya pernah di list id lamaku sorry ya kalo akhirnya ga bisa ngobrol lagi di sana tapi kalo mau please kasik tau id kalian pasti nanti aku add.