Tuesday, February 27, 2007

Sudah



Hujan masih saja belum redah. dingin mulai terasa menggigit, tak ada bau cemara atau tanah yang tercium oleh karena curah hujan. Aku masih duduk menunggu dari beberapa jam yang lalu tapi yang aku tunggu tak juga datang. apakan ery lupa janjinya?

Ku coba bernyanyi kecil untuk mengusir rasa jenuh yang mulai mengusikku, sampai tak terasa hari mulai gelap dan ku lihat di luar sana hanya turun gerimis, akhirnya aku memilih meninggalkan tempat yang ia katakan agar aku menunggunya, ku terobos gerimis dan pekatnya malam, biar saja basah menambah dingin yang menggigit, aku tak bisa menunggunya lagi, untukku sudah terlalu lama waktuku terbuang untuk menunggu seorang ERY.

"kamu knapa ra, kok kusut gitu wajahmu? ery mana kok gak keliatan?"tanya teman sekosku beruntun begitu aku memasuki kamar yang berukuran lumayan gede buat aku dan dewi sahabatku.

"ery dew? ery pergi ke neraka" kataku sinis sambil menyambar handuk yang tergantung di pintu lalu bergegas masuk kamar mandi sebelum dewi bertanya lebih banyak lagi.

Malam telah larut. mataku tak juga terpejam, ku lihat dewi sahabatku telah tertidur pulas. ahhhh... andai saja aku bisa seperti dia yang begitu easy melupakan dan memaafkan laki-laki.

"raraaaa... bangun dah pagi non" teriak dewi di kupingku segera saja ku pukulkan bantal ke kepalanya "apa seh dew... pagi-pagi udah kayak tarzan aja.. norak ah" kataku cemberut sambil narik selimut lebih rapat.

"eh ra rara... kangmasmu udah dari tadi tunggu kamu di teras" bisik dewi kemudian.
"apa dew? ery di teras?"
"iya ery udah dari tadi, duh romantisnya pacar masih tidur udah di apelin kekeke..."
"yeeee.. romantis kok tega biarin ceweknya nunggu sampe berjam-jam" eyelku yang di sambut dengan cengiran dewi.

"dew bilangin donk ke ery, aku gosok gigi dulu ya, pleasee!!!"
"siap bozzzzz" sahut dewi mengiyakan permintaanku.

Aku tersenyum melihat tingkah dewi, di perantauan ini aku hanya punya dia dan sebagai sahabat dia sangat mengerti aku. kami berdua sudah seperti saudara.

"ada apa er? kok pagi-pagi udah datang?" tanyaku to the point
"pagi rara, ak datang mau minta maaf karena biarkan kamu menunggu sampai lama"
"udah gak usah di bahas, aku malas ngebahas itu pusing" kataku acuh tanpa mau mendengar alasannya kenapa ia tak datang semalam.

"tapi ra...."
"udalah ry anggap aja udah lewat, aku capek, lagian ini bukan yang pertama kalinya kau biarkan aku menunggu" potongku cepat sebelum dia berbicara panjang lebar.

Tiba-tiba dadaku merasa sesak, mau melanjutkan perkataanku, aku tak sanggup lagi. ku lihat ery menatapku dengan tatapan yang menuntut kejelasan. tapi mulutku masih terkunci, tak satu katapun yang mampu aku katakan.

"ra, telefoon buat kamu" suara dewi memecah keheningan yang ada antara aku dan ery.

"sebentar ya ry" kataku lirih ke ery yang masih terdiam, dia hanya menggangguk kecil.

20 menit kemudian aku kembali duduk di dekat ery. "telefoon dari siapa ra?" tanyanya ketika aku baru saja duduk.

"dari Han ry" jawabku tertunduk.
"Ia mencintaimu ra, perhatiannya besar banget ke kamu dan seharusnya aku gak ada di sini saat ini untuk mengganggumu" ery menggigit bibirnya setelah mengucapkan kalimatnya.

Aku terdiam. aku tau ini salahku yang telah membiarkan rasaku ke ery tumbuh di hatiku dan memberikan ery sebuah harap sedang aku telah memiliki Han yang tinggal di lain kota. tidak hanya aku yang terluka karna keegoisanku tapi ery juga bahkan mungkin juga Han kalau Han tau kekasihnya tlah tak setia.

ku raih kedua tangan ery dan menariknya ke pangkuanku. "ry, maafkan aku ya"
"ra, seharusnya aku yang minta maaf tlah mengajakmu untuk tak setia, aku hanya terlalu mengikuti kata hatiku untuk mencintaimu, aku terlalu menginginkanmu padahal dari awal aku tau, kau tlah memiliki seseorang di hatimu"

sejenak ery diam, kemudian meneguk minuman yang di siapkan oleh dewi tadi.

"ra, sebeneranya setiap kali aku tak bisa datang pada setiap pertemuan kita bukan karena aku sibuk tapi karena aku ingin sekali mencoba melawan keinginanku untuk menemuimu meskipun aku sangat tersiksa. aku tau kau pasti kecewa dan akan membenciku dan dengan begitu kau akan mencoba melupakanku"

"kamu salah ry, semakin aku membencimu aku semakin tak bisa melupakanmu, jujur aku tlah mencobanya tapi ternyata aku gak bisa"

"sama ra, kamu masih ingat waktu kita ucapkan perpisahan pertama kalinya? waktu itu adalah hal yang tersulit untukku ra"

airmataku meleleh di pipi tanpa isak tangis, ku lihat kedua mata ery juga merah dan berkaca tapi tak ada setetes airmatapun yang terjatuh. ku peluk tubuh ery erat tanpa perdulikan pandangan orang lain termasuk dewi sahabatku. "aku bingung ry" ucapku lirih.

ku rasakan ery mempererat pelukannya, dia mendekapku seperti enggan melepas dan takut kehilanganku tapi di sisi lain aku merasa pelukan erat itu adalah pelukan terakhir yang bakal aku terima. perlahan ery merenggangkan pelukannya dan memegang pundakku, lirih dia berkata, "ra, aku tau kamu mampu ngelupain aku demi Han ra, please hapus aku dari hatimu"

"ry...."
"psttt.... jangan ra, jangan katakan kalau itu susah karena kau mencintaiku, aku tau cintamu padaku dan akupun juga mencintaimu tapi Han ra, Han datang lebih dulu"

entah kenapa aku merasa mual dengar kata-kata ery, ingin sekali aku pergi meninggalkannya saat itu juga tapi sentuhan bibirnya tak bisa ku tolak, yang ada aku hanyut di dalamnya sampai ery mengakhiri ciumannya.
ery masih sempat memainkan rambut-rambut kecil di keningku sebelum memberikan bingkisan kecil padaku.

"ra, bingkisan ini gak sebanding dengan cintaku padamu, tapi aku harap kau tak pernah lupakanku meskipun kita tak pernah saling memiliki, satu yang harus kau tau ra, saat nanti aku pergi meninggalkan tempat ini, hatiku tlah ku tinggalkan bersamamu"

Saat itu juga aku tak bisa membendung tangisku, kali ini ku dengar isak tangis yang tak hanya dariku tapi juga dari ery, benar-benar pagi yang biru.

"sudahlah ry, mulai skarang aku coba jalani hidp tanpa kamu, meskipun aku gak tau pasti apa aku bisa menghalau sepi yang akan hadir nanti tanpa kamu, trima kasih untuk bingkisan cantik ini, aku pasti menyimpannya seperti aku menyimpan hatimu yang kau tinggalkan untukku"

"oke ra, aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik semoga kamu bahagia bersama Han"
"kamu juga ry jaga diri kamu baik-baik dan aku harap kamu bisa menemukan rara yang lain, yang jauh lebih baik dariku"

Ery mengecup keningku sebelum akhirnya melangkahkan kakinya pergi tinggalkanku, langkahnya gontai dan kepalanya tertunduk seperti serdadu kalah perang, aku mulai melangkah memasuki kamar saat tak lagi ku lihat bayangan ery.

"gimana ra? kalian jadi pisah?" tanya dewi langsung kemudian langsung merangkulku, seketika itu juga tumpah tangisku di pundaknya.

"jadi dew, dan aku akan menerima tawaran Han untuk menuyusulnya lalu menikah dengannya di sana"
"kamu yakin ra sama keputusanmu?"
"yakin banget dew, lagian aku dan Han sudah setahun setengah tunangan jadi tunggu apa lagi"
"ya sudah kalau memang itu keputusanmu, tapi aku harap kamu tidak memutuskan karena kamu terbawa emosi ra"
"thanks dew buat semuanya, mulai besok aku akan berkemas"

Dua hari kemudian saat aku menunggu taxi yang akan membawaku ke bandara, dewi masih saja memelukku. "ra ingat ya telfoon aku sesampainya kamu di rumah Han" rengeknya seperti anak kecil yang akan di tinggal mamanya pergi, kadang aku merasa geli tapi aku senang akan kehadirannya.
"Dew, taxinya udah datang, aku pergi dulu ya, jaga diri kamu baik-baik. begitu aku sampai sana aku pasti telfoon kamu" kataku sambil melepaskan pelukan dari dewi.

Ternyata susah juga meninggalkan makluk yang super cerewet tapi baik itu, apalagi meninggalkan kota kecil yang penuh kenangan bersama ery.
di dalam taxi aku sempat meneteskan air mata tanpa sepengetahuan pak sopir, lagunya nidji yang terdengar dari radio di taxi sempat menyobek hatiku, ini lagu cocok banget buat aku dan ery "sudah"

Salahkah aku
Mencintaimu
Memilikimu
Menyayangimu

Jangan paksakan kita untuk
Slalu bersama
Jangan paksakan kita untuk
Slalu mencinta

Salahkah aku
Mencintaimu
Memilikimu
Menyayangimu

Bila kita harus berpisah, sudah
Biarkan ini semua berakhir, sudah
Cinta memang tak harus milikki

bye kota kecil, bye ery, bye kenangan indah, sudah biar saja semua berakhir khan ku tapaki kehidupan baruku, cinta memang tak harus memiliki tapi kenangan ini akan selalu hidup di hatiku.

kristin, 13 okt 06


PS : neh crita fiksi.... cmn hasel iseng doang :)

15 comments:

mom4kids said...

wah punya talent nih bikin cerpen ....
terusin say siapa tahu di muat di majalah kan asyik tuh , nambahin kocek kita ..sekalian sekedar mengisi kejenuhan ..........

terusin ya ....muach

Iman Brotoseno said...

nggak percaya..pasti pengalaman pribadi..

Anonymous said...

bagus kok cerpen'nya meskipun hanya cerita fiksi tp betul tuh kata iman : kaya pengalaman pribadi gitu d :p. blogwalking nich... :)

Anonymous said...

jika kamu bilang ery keneraka lebih baik kamu jabarkan sekalian neraka itu seperti apa... kesannya lebih sureal lagi...

:P

Kristin said...

>Susie : iya say bwt obat jenuh... dari pada ga karuan neh pikiran... but mo kirim ke majalah kkurang PD say :D

>Iman Brotoseno : wah mas... kok ga percaya... bener lho fiksi cmn dasar ceritanya di angkat dari pengalaman temen :D

>Nia : ma kaseh Nia kunjungannya... jawabannya sama kek di atas deh :)

>Mata : itu yg susah ta... karna ak lom tau neraka tuh kek apa jadi ga bisa jabarinnya :D takut jg kl akhirnya critanya kepanjangan :)
eniwey ma kaseh ya

Alex Ramses said...

Hmm,, fiksi tapi tetep aja ada selingkuhnya hehehe,,,, bahaya tuh. pakabar kristin,, mana ikannyaaa kok ilang?

Theresia Maria said...

tak pikir nyeritain diriku wakakaka...*ge er*...

bagus non karyanya, terusin!

Anonymous said...

lho...kris...kok ceritanya nyrepet2 say...ikz jadi sedih juga yah bacanya..mang cinta gx seharusnya memiliki tp....apakah salah klo seandainya kita ingin memiliki org yg kita cintai...trs klo salah knp hrs ada rasa cinta kris???? trs klo akhirnya hrs berpisah knp hrs ada pertemuan???

Anonymous said...

wah, ada bakat bikin cerpen nih rupanya, betul mbak susie bilang, terus diasah mbak, siapa tahu menghasilkan.. heheh.. :)

artja said...

kapan cerita-ceritanya dibikin buku? aku beli deh...

Kristin said...

>Alex Ramses : lho slingkuh khan bumbunya percintaan hehehe...
ikannya dah ku kirim tuh Lex

>Tiwi : huehehe... kpn² ku crita ttg dirimu ya say...

>Anonymous : ingin memiliki org yg kt cintai ga slh prends... cmn kl ga bisa lagi mo gimana coba???
stiap pertemuan pasti ada perpisahan... hiks.. jadi ikutan sedih :(

>Joni : wah itu hasel iseng doang kok Jon... pengisi waktu kosong cmn ga PD aja kl mesti kirim ke slh satu Agent soale ngrasa ga cukup bagus:D

>Artja : nanti deh Ar kl ku dah PD hihihi... tapi janji ya mo beli;;)

Anonymous said...

cinta yang gak memiliki itu cinta yang dipisahkan karena nasib ya jeng, pahitnya melebihi brontowali.... salam.

Anonymous said...

aduh....pengalaman pribadi yah....:D

eKaNi said...

Hihihi pengalaman ndiri nggak say?
Wah ada bakat jg nih jadi cerpenis,..ayoook bikin lagi say!

Leniawati said...

Hi,
Cerpennya menarik untuk dibaca, punya talent nih buat jadi penulis:)